Senin, 18 Juli 2011

HEAVY METAL ISLAM

Heavy Metal Islam, menengok sejenak music Rock di negara-negara Islam May 1, '08 7:54 AM
untuk semuanya
Berawal dari ke-tulalit-an saya waktu di ajak ngobrol adek-adek SMA di sebuah kelas English Course.
Jadi, waktu itu sedang ada sesi diskusi alias belajar speaking.
Kita disodori banyak topik, dan salah satunya:
"Does it annoy you when your neighbour listen to a Heavy Metal Music?"
Akhirnya, anak-anak SMA itu pada nge-bahas musik metal.
Jelas itu bukan bidang ku dan aku gak tau blas. Untung waktu itu gak kena hukum karena aku cuma manggut2 doank. Kebiasaan orang Informatika, kalo ngomong kan mesti pake data-data. Hehehe...


Ternyata, di situs swaramuslim pernah dibahas satu topik yang berkaitan masalah ini. Bahkan salah seorang dosen ilmu sejarah dari Universitas California-Irvine udah mengangkat fenomena Heavy Metal Islam jadi judul sebuah buku. Ternyata, ke-gandrungan anak2 muda akan genre musik yg satu ini gak cuma melanda Indonesia, tapi juga melanda anak2 muda di negara-negara di Timur Tengah sana. Kira-kira apa penyebanya? Lihatlah dari galeri foto yang disajikan. Fenomena yang sangat "menarik" bukan?


Dalam petikan wawancara yang di muat swaramuslim itu gak disebutin apakah si penulis buku ini non muslim atau bukan. Tapi dari kalimat yang saya cetak tebal di bagian akhir wawancara itu, saya mengambil kesimpulan kalau penulisnya ini kemungkinan besar non muslim.


Terlepas dari itu semua, apa yg ia paparkan sangat mungkin memang merupakan fakta. Bahwa dari waktu kewaktu dekadensi religi di kalangan kaum muda semakin nyata. Tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.



“Heavy Metal Islam”. Pasti banyak orang tertarik dengan judul buku yang unik ini. Tapi judul itu belum selesai. Karena masih berlanjut pada judul kecil di bawahnya yang bertuliskan, “Rock, Resistance, and the Struggle for the Soul of Islam." Buku itu karya Profesor Mark Levin, salah seorang dosen ilmu sejarah di Universitas California-Irvine.

Menurutnya, tidak sedikit para pemuda Islam di Timur Tengah saat ini yang mulai gandrung pada aliran musik Heavy Metal. Dan itu menurut Levin merupakan sebuah ungkapan revolusi atas perasaan tertekan dan kondisi otoriter yang mereka alami. Untuk mengungkap bagaimana aliran Heavy Metal mulai merasuki pemuda Timur Tengah, situs Islamonline melakukan wawancara dengan Levin, si penulis buku. Berikut petikannya:


Ada sejumlah tokoh aliran Heavy Metal dari kalangan Islam. Apakah anda merasakan bahwa aliran musik itu tidak menghalangi mereka dari sosok muslim yang baik? Bagaimana mereka bisa memadukan antara musik beraliran keras dengan Islam?

Saya sudah berbicara dengan sejumlah pemuda seperti itu, dan mereka menyampaikan bahwa mereka tetap melakukan shalat Jum’at di masjid misalnya, selanjutnya mereka meneruskan panggung musik Black Metalnya selama empat jam berturut-turut. Di sini, di negara Barat, kita lihat Black Metal adalah salah satu aliran musik Metal yang mempunyai style musik yang unik karena memiliki kecepatan musik dan lengkingan suara dalam nyanyiannya. Di samping iringan drum dan ragam jenis gitar. Aliran musik ini dikenal juga dengan Satanic Metal. Di AS dan Skandinavia, aliran musik seperti ini sudah ada dan disebut sebagai aliran setan yang anti-agama dan anti-Kristen.

Tapi di Timur Tengah ada kelompok pemuda yang menyanyikan Satanic Lyric, meski tidak banyak. Kebanyakan mereka mengatakan, alasannya menyanyikan Black Metal cuma gaya saja. Mereka tidak menyanyikan Satanic Lyric nya, melainkan aliran musiknya saja.



Di sejumlah negara Arab, apakah ada penentangan terhadap musik Heavy Metal?
Ya, sejumlah orang yang mengaku komitmen dan kelompok Salafi selalu menolaknya. Bahkan, mereka bukan hanya menolak Heavy Metal tetapi menolak musik itu secara umum. Meskipun musik itu digunakan untuk kepentingan agama. Ada yang mengatakan itu adalah haram. Tapi perlu ditegaskan, kondisinya sudah berubah dalam sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 1997, pemerintah Mesir pernah melarang pertunjukan musik Metal untuk meredakan revolusi agama yang memang menentangnya. Presiden Mubarak merasa pada waktu itu, dia harus meredakan kaum agamis yang menentangnya.

Tapi setelah itu, sejumlah pemuda mulai cenderung pada aliran ini, meskipun mereka tetap berhati-hati dengan berbagai hal yang tidak sesuai dengan kondisi Mesir, terkait dengan masalah Zionisme atau tudingan menyerupai Barat. Sekarang, Heavy Metal bukan masalah di Timur Tengah. Pemerintah tidak terlalu memantau prilaku penduduknya karena orang-orang Mesir sekarang juga sudah berubah. Al-Ikhwan Al-Muslimun saat ini tengah sibuk dengan tekanan dari pemerintah, sehingga perhatian mereka terhadap masalah aliran musik dan group band Heavy Metal tidak terlalu tajam lagi.

Di Maroko, Partai Keadilan dan Pembangunan yang dikenal memiliki orientasi keIslaman masih menentang Heavy Metal. Tapi sejumlah partai agama lainnya tidak terlalu menentangnya karena pada umumnya, mereka sedang sibuk mengkaji dan mempermasalahkan soal demokratisasi di tempatnya.




Bisa Dikatakan bahwa Heavy Metal mulai tersebar di Timur Tengah?
Memang sudah menyebar. Tapi Heavy Metal di sana sudah kehilangan substansinya. Aliran itu muncul pertama di Inggris pada tahun '60 atau '70-an sebagai bentuk penolakan terhadap kaum muda yang kehilangan pekerjaan dan karena rekonstruksi perekonomian yang meninggalkan bisnis konvensional sehinga banyak tempat yang dilanda kemiskinan. Semua kondisi itu memunculkan kemarahan, dan itulah yang melatarbelakangi Heavy Metal.



Dalam cover buku Anda terpampang gambar perempuan yang berjilbab tapi memakai kaos bertuliskan Heavy Metal. Apa pesan yang ingin Anda sampaikan lewat gambar itu?
Sebagian orang menganggap jilbab itu sebagai ancaman. Saya ingin mengangkat pesan bahwa ketika Anda melihat perempuan berjilbab dengan kaos seperti ini, apa pendapat Anda? Anda pasti akan melihatnya berbeda. Ternyata dia menyukai Heavy Metal seperti Anda. Titik inilah yang ingin saya angkat dalam uraian buku saya pada bab “Mengapa mereka membenci kami?” Kaum Muslimin itu masing-masing berbeda. Kita di AS juga berbeda-beda ada yang beraliran partai Demokrat, ada yang Republik, yang satu sama lain saling berkompetisi. Kita tidak mungkin menyamaratakan pandangan terhadap Islam dan dunia Islam, karena ada ragam bentuk di sana.


Galery:


Egypt Heavy Metal




Targeted Iraqi heavy metal band Acrassicauda




Bagdhad




Heavy Metal Madness in Tehran



Mohammed Saad, right, and Mohammed Azzam, second left, two pioneers of Egypt's heavy metal scene, pose with unidentified band members and fans in this undated recent concert that was held in the outskirt of Cairo, Egypt



Dari petikan wawancara di atas setidaknya ada 4 penyebab suburnya perkembangan musik rock di negara-negara yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam, yaitu:
1. Music Metal menurut sebagian kawula muda adalah merupakan ungkapan revolusi atas perasaan tertekan dan kondisi otoriter yang mereka alami.

2. Music Metal mempunyai style musik yang unik karena memiliki kecepatan musik dan lengkingan suara dalam nyanyiannya. Di samping iringan drum dan ragam jenis gitar. Jelas gampang banget menarik minat kawula muda yang jiwanya lagi penuh semangat.

3. Mereka beralasan menyanyikan Black Metal cuma gaya saja. Mereka tidak menyanyikan Satanic Lyric nya, melainkan aliran musiknya saja.

4. Di negara-negara yang penduduknya mayoritas mengaku beragama Islam, pemerintahan yang berkuasa sekarang banyak yang tidak terlalu memantau prilaku penduduknya sehingga perhatian mereka terhadap masalah aliran musik dan group band Heavy Metal tidak terlalu tajam lagi. Pada umumnya mereka sedang sibuk mengkaji dan mempermasalahkan soal demokratisasi di tempatnya sehingga kurang memperhatikan permasalahan yang dihadapi generasi muda.

http://www.swaramuslim.net/more.php?id=5938_0_1_0_M
Tag: speaking my mind
Sebelumnya: Be..better, Look what we’ve done yesterday...
Selanjutnya : Beware - Telur Palsu dari Cina sudah merambah di JABODETABEK ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar