Fajar belum menyingsing
Surya baru menjelang
Dihempas mimpi buruk
Di alam khayalan
Tergapai alam khayalan
Melingkar mimpi-mimpi
Kugapai malam tersirat mimpi
Mengisi resah jiwa terlihat jelas
Hampa ku menanti di alam duka
Di alam nista rasa hampa... resah jiwa
Rasa resah,.,, melingkari hidupku
Hampa kumenanti Kudekap, kubelai
Rasa resah, melingkari hidup
Datang mendekat kudekap, kubelai
Resah melingkari hidup
Terbang menuju tempat
ketinggian dengan semua angin
kebebasan lenyap untuk
selamanya bersama kabut
keabadian
terbang.. Menuju.. Tempat
ketinggian.. Meninggalkan semua
kehidupan perlihatkan. Segala
keinginan dan hilang tanpa
bayangan. .
Amarah dengan kebencian
bersatu dalam darah yang hitam.
Melayang dengan segala
keinginan. Hilang bersama kabut
hitam
terbang menuju tempat
ketinggian dengan semua angin
kebebasan lenyap untuk
selamanya bersama kabut
keabadian
Ketika semua bayang menjauh dari tubuh
Dan ketika semua angan angan enggan menyapa
Terbaring aku
terjebak aku Di keheningan dalam ketiadaan
Kucoba cahayai ruang jiwa ini
Terus berharap dan terangi
Kucoba sembunyikan suara hati
Terus menampik dan berlari
Kutenggelam dalam kelam
Dan menjauh tanpa bayang
Kucoba menelan luka yang tak kunjung usai
Teriakan namamu
Dikesunyian hatiku
Meraba, merangkul suryamu
Di kehangatan jiwamu
Saat kebenaran tak lagi bermakna
Aku tersandar dan terdiam
Kemana akan kubawa diriku pergi
Semakin jauh, semakin rapuh
semakin rapuh
Lepaskan diri, jatuh membusuk
Biarkan aku, hilang
Muak !
Teriakan namamu
Di kesunyian hatiku
Meraba merangkul suryamu
Di kehangatan jiwamu
runtuh sudah atap kemanusiaan oleh cecer darah
iblis menari rancak mengecrak genang merah
sambil bersenandung luka abadi
sementara kalian sibuk bernegosiasi
sambil meneggak anggur murni
mereka berkubang airmata tak henti
karna anak, istri, atau suami yang tibatiba pergi
membawa segenap mimpi
seorang bocah kecil di sudut jalan
meringkuk tubuhnya dalam gigil hujan, gemetar
kudekati dia, matanya kosong
seolah aku tersungkur di sumur mati
kutanya dia, "mengapa kau di sini, sendiri?"
dia balik bertanya, "mengapa tuan peduli?"
maka setanpun riang menari
sambil senandung luka abadi
entah untuk siapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar